Percakapan sepasang kekasih yang telah berpacaran cukup lama n akhirnya mereka akan menikah :
co: akhirnya!aku sudah menunggu saat ini tiba sejak lama
ce: apakah kau rela klo aku pergi?
co: tentu tidak! jangan pernah kau berpikiran seperi itu
ce: apakah kau mencintaiku?
co: tentu!selamanya akan tetap begitu!
ce: apa kau pernah selingkuh?
co: tidak!aku tak akan pernah melakukan hal buruk itu
ce: maukah kau menciumku?
co: ya
ce: sayangku
sesudah 5 tahun nikah….
tinggal baca dari bawah ke atas
Senin, 19 April 2010
kata kata
Bebunyian kata-kata bahasa Indonesia itu unik sekali. Sebagian bentuk kosakata yang kini dimilikinya bergantung pada hubungan antara sikap mulut-lidah-bibir dengan sifat-sifat yang hendak diwakilkan ke dalam kata-kata tersebut. Singkatnya, asal-usul bunyi satu kata cenderung dipengaruhi mangap-mingkemnya pemakai bahasa, sejak jaman entah dulu.
Beberapa kata sifat, kata kerja dan kata benda yang mengandung sifat kecil, ringan maupun lemah, umpamanya, ternyata disuarakan dengan posisi mulut hanya membuka sedikit (kecil), bervokal i di sukukata terakhir, dan konsonan akhirnya diucap dari lidah yang menempel rapat ke bagian atas mulut (yang dengan demikian meminimalisir ruangan rongga mulut):
mungil;
ngemil
gempil;
cungkil;
upil;
pentil;
nyempil.
Sepertinya ada mekanisme pencerapan tertentu di alam pikiran para leluhur pencipta bahasa untuk merangkumi tanda-tanda di alam secara sederhana dengan ekspresi mulut mereka. Maka jadilah sebuah kata. Kebetulan-kah?
Fonem, satuan bunyi terkecil ini, layak buat diteliti lebih lanjut. Bidang yang dibahas di sini barangkali bernama rada-rada muluk: fonetik artikulatoris (jangan ngeres, Kamerad Alfa...ini bukan –toris lainnya itu). Dan intinya adalah sejarah fonem.
Para leluhur mengejawantahkan makna-makna yang mengandung sifat besar/eksesif ke dalam sikap-ucap sebaliknya dari yang di atas, yaitu membesarkan mulut senganga-nganganya, dengan vokal a:
besar;
kasar;
raya;
gajah;
marah;
parah;
begah.
Dari kali pertama bunyi-auditoris itu dinyatakan dari mulut pengguna bahasa awal, lama-lama secara akustik ia terbedakan lagi, terpisah-pisah lewat manuver cangkem, masing-masing untuk menyatakan gagasan-gagasan yang makin beragam dalam ide manusia, lalu dipakai terus-menerus ribuan tahun, lantas pelan-pelan ia jadi konvensi berupa kata tertentu yang kita pakai sehari-hari; lisan-tulisan.
Fonasi –k, contohnya, bersifat menutup, henti, menyesakkan, mampet dan sebagainya, dengan bunyi fisik yang berasal dari kontraksi otot-otot yang mengatup dari pangkal tenggorokan:
keselak;
cekik;
pilek;
henyak;
tohok;
tonjok;
goblok.
Bunyi –s dipakai dalam kata-kata yang menyatakan hal-hal miris, tajam, berlebihan, dengan suara mendesis yang memang biasanya diperdengarkan mulut subjek secara reflek ketika menanggapi situasi/objek sensational (inderawi, merangsang indera):
manis;
panas;
buas;
ganas;
pedas;
deras;
lemas.
Bahasa memang aneh tapi dahsyat. Dia adalah kekayaan manusia terbesar yang jadi perantara antara era naluriah-hewaniah ke jaman sejarah. Dan mungkin jadi batu tapal evolusioner: dari gagasan menuju intelijensi. Suatu hari nanti kita bisa saja tidak membutuhkan kata-kata lagi dalam proses belajar karena data-data ditransfer langsung dari otak-ke-otak atau komputer-ke-otak via bluetooth, misalnya; atau bila kita semua telah bermutasi jadi spesies ekstrasensorial yang satu sama lain berkomunikasi lewat frekuensi telepatis, menciptakan sistem-simbol bahasa-matematika baru yang jauh lebih efisien untuk mengembangkan peradaban. Cuma Bos yang tahu.
Namun sementara ini, kita masih berkecimpung dalam suara-suara. Dan, kembali ke contoh awal, suara-suara yang menyatakan sifat kecil berasal dari mulut yang mengecil plus lidah ketekuk ’nempel ke langit-langit gigi menggigit:
emprit;
sempit;
pelit;
kempit;
cubit;
kulit;
titit.
Maaf dan merdeka.
Beberapa kata sifat, kata kerja dan kata benda yang mengandung sifat kecil, ringan maupun lemah, umpamanya, ternyata disuarakan dengan posisi mulut hanya membuka sedikit (kecil), bervokal i di sukukata terakhir, dan konsonan akhirnya diucap dari lidah yang menempel rapat ke bagian atas mulut (yang dengan demikian meminimalisir ruangan rongga mulut):
mungil;
ngemil
gempil;
cungkil;
upil;
pentil;
nyempil.
Sepertinya ada mekanisme pencerapan tertentu di alam pikiran para leluhur pencipta bahasa untuk merangkumi tanda-tanda di alam secara sederhana dengan ekspresi mulut mereka. Maka jadilah sebuah kata. Kebetulan-kah?
Fonem, satuan bunyi terkecil ini, layak buat diteliti lebih lanjut. Bidang yang dibahas di sini barangkali bernama rada-rada muluk: fonetik artikulatoris (jangan ngeres, Kamerad Alfa...ini bukan –toris lainnya itu). Dan intinya adalah sejarah fonem.
Para leluhur mengejawantahkan makna-makna yang mengandung sifat besar/eksesif ke dalam sikap-ucap sebaliknya dari yang di atas, yaitu membesarkan mulut senganga-nganganya, dengan vokal a:
besar;
kasar;
raya;
gajah;
marah;
parah;
begah.
Dari kali pertama bunyi-auditoris itu dinyatakan dari mulut pengguna bahasa awal, lama-lama secara akustik ia terbedakan lagi, terpisah-pisah lewat manuver cangkem, masing-masing untuk menyatakan gagasan-gagasan yang makin beragam dalam ide manusia, lalu dipakai terus-menerus ribuan tahun, lantas pelan-pelan ia jadi konvensi berupa kata tertentu yang kita pakai sehari-hari; lisan-tulisan.
Fonasi –k, contohnya, bersifat menutup, henti, menyesakkan, mampet dan sebagainya, dengan bunyi fisik yang berasal dari kontraksi otot-otot yang mengatup dari pangkal tenggorokan:
keselak;
cekik;
pilek;
henyak;
tohok;
tonjok;
goblok.
Bunyi –s dipakai dalam kata-kata yang menyatakan hal-hal miris, tajam, berlebihan, dengan suara mendesis yang memang biasanya diperdengarkan mulut subjek secara reflek ketika menanggapi situasi/objek sensational (inderawi, merangsang indera):
manis;
panas;
buas;
ganas;
pedas;
deras;
lemas.
Bahasa memang aneh tapi dahsyat. Dia adalah kekayaan manusia terbesar yang jadi perantara antara era naluriah-hewaniah ke jaman sejarah. Dan mungkin jadi batu tapal evolusioner: dari gagasan menuju intelijensi. Suatu hari nanti kita bisa saja tidak membutuhkan kata-kata lagi dalam proses belajar karena data-data ditransfer langsung dari otak-ke-otak atau komputer-ke-otak via bluetooth, misalnya; atau bila kita semua telah bermutasi jadi spesies ekstrasensorial yang satu sama lain berkomunikasi lewat frekuensi telepatis, menciptakan sistem-simbol bahasa-matematika baru yang jauh lebih efisien untuk mengembangkan peradaban. Cuma Bos yang tahu.
Namun sementara ini, kita masih berkecimpung dalam suara-suara. Dan, kembali ke contoh awal, suara-suara yang menyatakan sifat kecil berasal dari mulut yang mengecil plus lidah ketekuk ’nempel ke langit-langit gigi menggigit:
emprit;
sempit;
pelit;
kempit;
cubit;
kulit;
titit.
Maaf dan merdeka.
Rabu, 14 April 2010
SAHABAT SEJATI
cpt. BlacklabeL
vers 1:
yo brotha yo sistha, this is my story
tentang sahabat sejati yang slalu disini
diatas sini microphonepun mulai bergema
menyemarakan semangat tuk kawan semua
bersama sahabat ku yang setya dalam suka duka
tanpa ada beda lepaskanlah semua
tak ada rasa ragu, tak ada rasa malu
bagaikan intan permata didalam hatiku
takkan pernah berubah, tetap saja bersatu
kita hadapi cobaan tanpa rasa ragu
berusaha berjalan mencari jalan keluar
bersatu kita berjalan bersama takkan gentar
kita takkan jatuh meski halilintar menyambar
walau begitu semangat kita takkan pudar
kau teman sejati esok kemarin dan nanti
akan kujaga persahabatan ini sampai matii
reff:
sahabat teman sejati
selalu berbagi
saling mengerti
setia sampai mati 2x
vers 2:
Hey sobat, mengapa kau cepat tingggalkan diriku
Apa kau tak tau betapa berharganya dirimu
Yang selalu menemaniku di setiap waktu
dan engkau selalu menghantui lewat otakku
dan kini ku sadar ku telah melupakannya
tanpa sedikitpun ku katakan sepatah kata
hanya cibiran dan hasutan setan semata
ku yakin itu semua kan membuatmu terluka
dan kini ku kirim kan pesan, kau ada di sisi jurang
brada pada banyak pilihan, kemana akan bertahan
kini saatnya kau harus pilih, pilih setan atau teman
ku takkan pernah berhenti ingatkan dirimu
karan persahabatan itu bukan hal yang semu
bukalah hatimu,ini itikat baiku
ku yakin kau kan pilih yang terbaik untukmu
reff:
sahabat teman sejati
selalu berbagi
saling mengerti
setia sampai mati 2x
vers 3:
sahabat sejati teman paling berarti
slalu isi kala sepi
pantang tuk ingkar janji
menemani hari hari, bagaikan pelangi
tuk lalui segala apa yangkan terjadi
whuzup man, layaknya seorang superman
terbang dengan sempak tak gentar dibilang cemen
meski terkadang halang menghadang
ketika cobaan membuat diri kita meradang
kuharap kalian tak lelah dikemudian
cahaya terang kan bangkitkan sebuah tujuan
meski sindiran ribuan pemaki melantun
takkan membuat mic black label tertegun
semoga kalian takkan pernah menyerah
menghadapi cela dan tak tau siapa yang salah
ini bukan fiksi atau kelakar bualan
bukalah botolmu marilah kita bersulang
reff:
sahabat teman sejati
selalu berbagi
saling mengerti
setia sampai mati 4x
vers 1:
yo brotha yo sistha, this is my story
tentang sahabat sejati yang slalu disini
diatas sini microphonepun mulai bergema
menyemarakan semangat tuk kawan semua
bersama sahabat ku yang setya dalam suka duka
tanpa ada beda lepaskanlah semua
tak ada rasa ragu, tak ada rasa malu
bagaikan intan permata didalam hatiku
takkan pernah berubah, tetap saja bersatu
kita hadapi cobaan tanpa rasa ragu
berusaha berjalan mencari jalan keluar
bersatu kita berjalan bersama takkan gentar
kita takkan jatuh meski halilintar menyambar
walau begitu semangat kita takkan pudar
kau teman sejati esok kemarin dan nanti
akan kujaga persahabatan ini sampai matii
reff:
sahabat teman sejati
selalu berbagi
saling mengerti
setia sampai mati 2x
vers 2:
Hey sobat, mengapa kau cepat tingggalkan diriku
Apa kau tak tau betapa berharganya dirimu
Yang selalu menemaniku di setiap waktu
dan engkau selalu menghantui lewat otakku
dan kini ku sadar ku telah melupakannya
tanpa sedikitpun ku katakan sepatah kata
hanya cibiran dan hasutan setan semata
ku yakin itu semua kan membuatmu terluka
dan kini ku kirim kan pesan, kau ada di sisi jurang
brada pada banyak pilihan, kemana akan bertahan
kini saatnya kau harus pilih, pilih setan atau teman
ku takkan pernah berhenti ingatkan dirimu
karan persahabatan itu bukan hal yang semu
bukalah hatimu,ini itikat baiku
ku yakin kau kan pilih yang terbaik untukmu
reff:
sahabat teman sejati
selalu berbagi
saling mengerti
setia sampai mati 2x
vers 3:
sahabat sejati teman paling berarti
slalu isi kala sepi
pantang tuk ingkar janji
menemani hari hari, bagaikan pelangi
tuk lalui segala apa yangkan terjadi
whuzup man, layaknya seorang superman
terbang dengan sempak tak gentar dibilang cemen
meski terkadang halang menghadang
ketika cobaan membuat diri kita meradang
kuharap kalian tak lelah dikemudian
cahaya terang kan bangkitkan sebuah tujuan
meski sindiran ribuan pemaki melantun
takkan membuat mic black label tertegun
semoga kalian takkan pernah menyerah
menghadapi cela dan tak tau siapa yang salah
ini bukan fiksi atau kelakar bualan
bukalah botolmu marilah kita bersulang
reff:
sahabat teman sejati
selalu berbagi
saling mengerti
setia sampai mati 4x
Sabtu, 10 April 2010
intro blacklabel hiphop
BLACKLABEL terbentuk berawal dari kecintaan kami terhadap dunia HIPHOP .. maka terjunlah FikЯy a.k.a Flick a.r.t, Fata a.k.a Fatbad-boy, Ganii a.k.a Gan Doz pada HIPHOP/RAPP .. meskipun kami masih SMP tapi kami berusaha mengatur waktu supaya tetap terus meSUPPORT HIPHOP LOCAL. dalam perjalanannya BLACKLABEL sendiri bergabung dalam hiphop family baru yang terbentuk di Jogjakarta bernama Freedom Rapp Crew atau lebih dikenal FRC Clan.
BLACKLABEL perform di acara Legalization Freedom Rapp Crew at Kampoeng Pitu Cafe yang dimeriahkan juga oleh artis-artis lainya.. di bawah ini adalah sedikit foto yang bisa saya tampilkan..
jika anda mungkin berniat mengundang BLACKLABEL, bisa menghubungi Gani (08386881980) / Freedom Rapp Crew Management.
"We Sing, We Dancing, We Steal Things".
Langganan:
Postingan (Atom)